Kita tinggal di dalam Kristus & Kristus tinggal di dalam Kita Amsal 9:1-6, Mazmur 34:9-14, Efesus 5:15-20, Yohanes 6:51-58 “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:54-56). Demikianlah kata-kata Kristus yang dicatat oleh penginjil Yohanes. Kalau orang salah sangka, bisa-bisa orang Kristen itu diduga “kanibal” dan “drakula”. Tentu sangkaan yang seperti itu salah kaprah. Yang dimaksud “makan daging Kristus dan minum darah Kristus” adalah membuka diri seutuhnya supaya Kristus tinggal dalam kehidupan kita. Pengajaran-Nya, keteladanan-Nya, kuasa pembaruan-Nya, mempengaruhi hidup kita, sehingga akal pikiran dan hati kita dilengkapi dengan hikmat-Nya! Hikmat kebenaran dari Allah yang mendatangkan makna hidup yang sehat. Makna hidup yang terjadi karena relasi yang sudah didamaikan dengan Bapa. Sebagaimana gaya penulisan dari penulis Amsal yang menggunakan bahasa kiasan kaya simbol dan pemaknaan spiritual yang dalam (Ams. 9:1-6), Kristus berupaya mengajak orang banyak untuk menjalin relasi yang begitu dekat, melekat, akrab dengan-Nya, untuk “saling tinggal” dan mendapatkan pengaruh yang baik dari-Nya. Kristus menawarkan jalan pengertian yang menghindarkan kita dari kebodohan spiritual. Kristus mengajarkan kita apa artinya takut akan Allah dan mengerti kehendak-Nya. Karena karya Kristus, maka Firman dan Roh Allah akan memampukan kita untuk tetap mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan (Ef. 5:15-20). ![]() Jadi, setiap orang yang mau membuka pintu hatinya supaya Kristus tinggal di dalamnya, tidak akan menjalankan hidup yang sia-sia. Sebab kasih Kristus terus memperbarui pola pikir, kata-kata dan tindakan-tindakannya. Saat harus menentukan pilihan-pilihan yang terpampang dalam hidup, Kristus menolong orang itu untuk memilih dengan baik, bukan lagi dengan kebodohan, tetapi dengan motif yang baru, yaitu sebagai orang yang sudah dikasihi Kristus dan didamaikan oleh Bapa. “Daging dan Darah Kristus” mengingatkan kita akan kenyataan bahwa di dalam Kristus, Allah berkenan hadir di antara manusia, yang memiliki daging dan darah. Ia turut merasakan pergumulan manusia. “Daging dan Darah Kristus” juga mengingatkan kita akan pemberian hidup dan nyawa Kristus dalam kesetian kasih-Nya yang berujung pada kebaruan hidup manusia lewat peristiwa Golgota. “Daging dan Darah Kristus” mengingatkan kita akan sakramen Perjamuan Kudus yang melaluinya kita akan terus diingatkan akan karya-karya agung Kristus itu untuk kemudian diperbarui oleh kehadiran-Nya yang menyatu dengan kehidupan kita melalui Firman dan Roh-Nya. Kristus berkenan tinggal di dalam kita! Lalu kalau kita mau tinggal dalam Kristus:
|
Kegiatan > Renungan Warta >